Penulis : HAB
Seperti malam-malam lalu
Kau mengendap-endap masuk di pintu jendela tak bejerjak itu
Tanpa mengetuk bahkan ucap salam
Dengan alasan sudah muak atas waktu
Seperti malam ini kau menerobos ke dalam akal, aku hanya terdiam dan mendengar keluh tentangku menjadi kita.
Bersama rinai hujan yang sesekali membasah direlung kalbu
Dingin, bahkan gigil seketika itu
aku hanya bisa memberi secercah sinar agar kau tak mendung lagi dan petir menjauhi, sebab jika itu terjadi lantas aku akan mati terbakar
Harapku ketika kilat mulai menyambar sebutlah nama paling disayang
Aku tak menuntut diriku atasmu,
Namun ingat! rindu ini adalah kewajiban yang sewaktu-waktu harus dituntaskan tanpa harus berhutang bahkan menyalahkan zaman!!