ANKM-I Batu Bara Gelar Diskusi, Bahas Soal Legal Alat Tangkap Hingga Keamanan Saat Melaut

  • Bagikan
ANKM-I Batu Bara saat foto bersama usai diskusi.(foto/Zul).

membaranews.com-(Batu Bara)

Aliansi Nelayan Kecil Modern Indonesia (ANKM-I) Kabupaten Batu Bara menggelar diskusi dan temu ramah di Cafe Dumin, Kecamatan Tanjung Tiram, Jumat (15/7/2022).

Diskusi mengusung tema ‘Silaturahmi Nelayan Modern Indoneisa dalam Upaya Perlindungan dan Kesejahteraan Nelayan Modern Batu Bara’.

Kegiatan dihadiri oleh Ketua umum DPP ANKM-I, Rahman Ghafiqi, Sekretaris M. Adam Malik, perwakilan Lembaga  Bantuan Hukum serta pengurus ANKM-I Kabupaten Batu Bara.

Ketua Umum Rahman Ghafiqi, SH dalam sambutannya mengucapkan terimah kasih atas semangat para kawan-kawan dalam membahas nelayan.

“Diskusi ini sangat baik, disini ANKM-I membahas soal aturan-aturan yang bersangkutan dengan nelayan baik itu hak, tanggung jawab, soal alat tangkap, kesejahteraan nelayan serta pandangan hukum untuk nelayan,” kata Rahman yang juga berprofesi sebagai Pengacata itu.

Rahman yang didampingi Ketua LBH Mutiara Keadilan Armansyah, SH. MH menjelaskan, sebagai perkumpulan nelayan yang rata-rata diinisiasi oleh pukat teri, sampai saat ini dianggap sebagai nelayan yang alat tangkapnya tidak ramah lingkungan.

“Problem alat tangkap yang tidak ramah lingkungan selalu menjadi ketakuan dalam melaut, tetapi dari hasil diskusi ini kita akan lakukan kajian-kajian akedimisi untuk menetukan apakah ini berdampak pada biota laut,” terangnya.

Dirinya juga menganggap pelarangan alat tangkap bertolak belakang dengan ekonomi nelayan dan ciri khas kota medan.

“Teruntuk Batu Bara, nelayan disini kebanyakan pukat teri. Kalau ini dilarang pasti berdampak dengan ekonomi masyarakat serta icon teri medan bakal hilang,” tuturnya.

Selain itu, ujarnya, ANKM-I juga akan menyampaikan aspiriasi dan keluhan para nelayan kepada pihak Pemerintahan dan DPR agar problem ini diberikan solusi.

Kita berharap agar pemerintah benar-benar fokus dalam melakukan tindakan pasti terhadap penyelesaian konflik antata nelayan-nelayan kecil, karen mereka harus dibina dan disejahterahkan oleh Negara bukan disingkirkan, tegas Rahman.**(Zul)**

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *