Festival Danau Toba Dievalusi : Tak Ada Pengaruh Wisatawan dan Ekonomi Masyarakat 

  • Bagikan

membaranews.com-Medan ] Festival Danau Toba (FDT) Sumatera Utara yang digelar setiap tahun bakal dievaluasi. Even bertaraf internasional itu dinilai belum berdampak secara signifikan terhadap peningkatan kunjungan wisatawan dan ekonomi masyarakat. “FDT dievaluasi secepatnya agar gaungnya lebih besar lagi”,kata Gubernur Sumut Edy Rahmayadi di Medan.

FDT merupakan agenda unggulan Pemprov Sumut (Dinas Kebudayaan,Pariwisata). Nanti kita buat bentuk kegiatannya  yang beda seperti ada kegiatan triatlon,lomba lari renang,sepeda.”Bukan FDT ditiadakan tapi bentuknya kita buat sedemikian rupa,metodenya bagaimana agar wisatawan ramai datang ke Danau Toba”, tegas Edy. Gubernur menjelaskan bahwa Selama ini tak terlihat ada kegiatan FDT yang membuat wisatawan mancanegara (wisman) betah tinggal dan mau datang lagi ke Danau Toba.

“Makanya kita mesti cepat mengemas kegiatan FDT supaya wisman benar-benar fresh. Karenanya, kita berharap rakyat kawasan  Danau Toba  serius.Kita mau ada niat,tekad,semangat, pemahaman dan sikap yang sama mendukung dan menyukseskan FDT”,sebut Edy.

Penyelenggaraaan FDT setiap tahun bakal dievaluasi diakui Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sumut Ria Telaumbanua . FDT putaran pertama (tahun 2019) sudah terlaksana di tujuh kabupaten se-kawasan Danau Toba secara bergantian. Namun beberapa pertimbangan FDT perlu dievaluasi.

“Hasil evaluasi kita diantaranya jadwal pelaksanaan FDT tidak tetap sehingga menyulitkan agen perjalanan wisata mempromosikannya ke dalam paket pariwisata. Kemudian masalah penentuan tuan rumah yang dinilai belum mempertimbangkan kemudahan aksesibilitas dan amenitas seperti ketersediaan hotel yang mendukung”. Soal publikasi, memang menjadi problem karena minimnya anggaran padahal wisman perlu informasi. Termasuk  kurangnya anggaran pemerintah kabupaten kawasan Danau Toba serta minimnya jenis dan jumlah perlombaan terutama menyangkut olahraga air.

Problem lainnya yakni penentuan waktu pelaksanaan tidak masa liburan sehingga jumlah pengunjung tidak sesuai harapan. “Dari  tujuh kali FDT kita sulit mengukur keberhasilan baik dari target kunjungan wisman dan pengaruhnya terhadap peningkatan  ekonomi masyarakat setempat”. kata  Ria Telaumbanua di Medan, Senin (13/1). “Justru itu kita (Pemprov Sumut) akan mengevaluasi FDT ,berdasarkan diskusi bersama Badan Pengelola Otoritas Danau Toba (BPODT) , FDT disarankan dua tahun sekali demi kualitas“. sebutnya.

Ria meyakinkan,  pelaksanaan FDT periode kedua (2020) bukan ditiadakan, anggarannya masih tertampung di Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas Budpar Provinsi Sumut Tahun Anggaran 2020. Namun perlu diperbaiki mekanisme penyelenggaraan, penjadwalan, tanggal, penetapan lokasi serta sinergi antara pemerintah kabupaten, provinsi dan pusat. Termasuk pertimbangan Pilkada serentak 2020.

Itupun semua rencana kegiatan selanjutnya masih didiskusikan dengan tujuh  kabupaten/kota, BODT dan Pemprov Sumut. “Dalam waktu dekat ada pertemuan membahas FDT yang dipimpin Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut”, ujar Ria.(rul)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *