Komisi VII DPR RI Bentuk Tim Percepatan Peningkatan Kapasitas Produksi INALUM

  • Bagikan
Tim Komisi VII DPR bersama pejabat INALUM.(Foto : Dok-Humasinalum)

membaranews.com (Batu Bara)

 

Komisi VII DPR RI berkunjung ke Pabrik Peleburan (smelter) PT INALUM Kuala Tanjung Kabupaten Batu Bara untuk mengecek kesiapan INALUM sebagai wajah dari industri peleburan aluminium nasional. Sekaligus mendengar langkah DPR dalam mendukung percepatan peningkatan kapasitas produksi INALUM.

Direktur Operasi dan Portofolio INALUM Danny Praditya menyebut ada sejumlah langkah strategis dalam menjadikan INALUM sebagai perusahaan yang bisa mengintegrasikan lini bisnis perusahaan dari hulu hingga hilir. Sehingga ekosistem industri aluminium bisa terpadu dan visi INALUM menjadi pemain yang lebih besar bisa terwujud.

“Untuk tetap menjadi big player dan sebagai langkah untuk meningkatkan produksi, INALUM akan mengkonsolidasikan bisnis hulu sampai hilir. Artinya dari bahan mentah bauksit hingga menjadi aluminium.

Karena itu kami membutuhkan sinergi dan kolaborasi dengan seluruh stakeholders, termasuk mitra strategis swasta dalam investasi pengembangan kapasitas serta pemerintah terkait kebijakan yang mendukung pengembangan industri (e.g Insentif tarif, keringanan retribusi dan pajak guna menopang ke-ekonomian proyek dan pengembangan industrialisasi hilir  aluminium),” ujar Danny.

Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto menyebut bahwa Komisi VII DPR RI mendukung langkah INALUM meningkatkan produksi dan menjadi pemain besar di Indonesia. Komisi VII akan membentuk Tim Percepatan Peningkatan Kapasitas Produksi INALUM.

“Komisi VII DPR RI mendukung sepenuhnya langkah-langkah INALUM untuk meningkatkan produksi dengan membentuk Tim Percepatan Peningkatan Kapasitas Produksi INALUM,kata Ketua Komisi VII Sugeng Suparwoto.

Hal ini penting karena BUMN akan mendapatkan pengawasan yang accountable dan sesuai dengan regulasi, sekaligus memberi keyakinan bahwa kemajuan INALUM akan memberikan manfaat berkelanjutan untuk masyarakat, ujar Sugeng.

Slain peningkatan produksi, INALUM juga berniat melakukan serangkaian peningkatan teknologi dan inovasi baik aspek operasional maupun SDM. Antara lain digitalisasi operasional, pengembangan riset, pengembangan SDM berkualitas yang kompetitif.

INALUM akan mengimplementasikan semangat Industry 4.0 dengan langkah digitalisasi di seluruh operasional hilir baik di pabrik atau di smelter. Termasuk mengembangankan R&D secara komprehensif agar produk-produk kita lebih baik. Selain itu melakukan pengembangan SDM melalui pelatihan-pelatihan dan rotasi sehingga setiap SDM menjadi lebih kompetitif dan agile,” tambah Danny.

Dirjen Minerba Kemen ESDM Ridwan Djamaluddin mengatakan, hilirisasi merupakan keharusan karena amanat UU Minerba. Karena itu dibutuhkan sinergi antara BUMN, ESDM, Kemenperin dan DPR.

“Hilirisasi bukan lagi sebuah cita-cita melainkan sebuah keharusan karena amanat dari UU Minerba. Jadi butuh sinergi antara banyak pihak dalam hal ini perusahaan BUMN, ESDM, Kemenperin, dan DPR. Tanpa ada sinergi maka visi yang besar dan kecepatan dalam mengambil keputusan maka hilirisasi tidak akan pernah tercapai,” ujar Ridwan.

Kunjungan Kerja Ko Komisi VII dihadiri jajaran direktur eksekutif dan top management INALUM, Direktur Industri Logam ILMATE Kementrian Perindustrian Liliek Widodo, Kepala BP2RD Pemprov Sumut Fadli Dalimunthe, Wakil Bupati Batu Bara Oky Iqbal Frima.

Komisi VII DPR R berkeliling pabrik peleburan (smelter) INALUM di Kuala Tanjung menyaksikan proses peleburan dan pengolahan aluminium.

Saat ini INALUM sebagai perusahaan BUMN melakukan beberapa aksi korporasi strategis. Antara lain, proyek Upgrading Teknologi Tungku Reduksi, Optimalisasi Smelter Kuala Tanjung, Pembangunan Smelter Grade Alumina Refinery di Mempawah, Pembangunan Aluminium Remelt IAA.

Proyek strategis tersebut diharapkan dapat membuat INALUM mampu memenuhi kebutuhan pasar aluminium yang masih memiliki potensi besar di Indonesia dan Regional. Selain itu, INALUM melakukan berbagai langkah kolaborasi dengan perusahaan BUMN lain seperti PLN dalam rangka menciptakan ketersediaan energi. (mkb)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *