Tukang Becak Berusia 70 Tahun Mengaji Sambil Nunggu Penumpang. Makan Bersama Wakil Gubernur Musa Rajekshah

  • Bagikan

membaranews.com-(Medan)

Seorang tukang becak diundang secara khusus oleh Wakil Gubernur Sumatera Utara Musa Rajekshah (akrab disapa Ijeck) di rumah dinas Wakil Gubernur Jl.Teuku Daud Medan  dan makan bersama dengan penuh persahabatan dan kekeluargaan.

Salah satu alasan Ijeck mengundang tukang becak yang berusia 70 tahun itu karena dalam usia senja, Subandi masih kuat tegar mengayuh becak untuk cari makan di masa Covid-19.

Terlebih lagi setelah Ijeck melihat rekaman video di medsos yang memperlihat sang kakek warga Jl. Starban Kelurahan Polonia Kota Medan mengaji saat istirahat dibecaknya sambil menunggu  penumpang di Jl. Mongonsidi Medan.

Ijeck jadi terenyuh dan secara spontan mengundang kakek Subandi makan bersama di rumah kediaman resminya selaku Wakil Gubernur.

Ini momentum kita dan menjadi refleksi diri Ijeck untuk lebih meningkatkan taqwa dan mensyukuri nikmat Allah SWT. Begitu yang dirasakan Ijeck yang dikenal seorang tokoh muda yang santun dan hormat sama siapapun juga.

Dalam pertemuan dengan Kakek Subandi. Ijeck memulai pertanyaan seputar kehidupan pebecak motor itu.

Ijeck menyatakan tergugah melihat kakek Subandi sambil menunggu penumpang membaca yasin dan tahtim di becaknya.

Saya melihat video di medsos bapak mengaji di dalam becak sambil menunggu penumpang di sekitaran persimpangan Jl. Monginsidi Medan, tutur Ijeck.

“Awalnya saya ditunjukkan video beliau sedang mengaji. Makanya saya undang Bapak untuk datang kemari. Ingin tahu bagaimana cerita keseharian bapak,” ujar Wagub didampingi Kabag Umum Biro Umum, Perlengkapan Setdaprov Sumut Dedi Harahap.

Dari cerita Subandi yang punya 5 anak  14 cucu itu, Ijeck mengetahui bahwa Subandi tidak mengetahui kenapa dijemput dan diajak bertemu di rumah dinas. Bahkan Ijeck tidak memberitahu sebelumnya maksud dan tujuan undangan ke Bapak.

Ijeck mengetahui Subandi juga rajin mengikuti pengajian rutin bersama rekan yang lain di beberapa masjid di Kota Medan.  Ijeck pun menyampaikan niatnya untuk berkunjung ke masjid  tersebut untuk melihat kegiatan pengajian disana.

“Nanti saya akan berkunjung ke sana, saya mau lihat. Semoga semua sehat dan diberi rezeki oleh Allah SWT”,ungkap Ijeck.

Ijeck yang  didampingi anak sulungnya Musa Arjianshah (Arji)  tergugah dengan kisah Subandi yang kesehariannya menarik becak dengan penghasilan rata-rata Rp50.000/hari. Baginya usia tua dan kondisi ekonomi yang pas-pasan menjadi satu refleksi diri, dimana seorang hamba Allah tetap menyempatkan diri beribadah mengaji di sela aktivitas mencari nafkah,ujar Ketua Palang Merah Indonesia (PMI)  Kota Medan itu.

Ini menjadi pelajaran untuk kita, karena beliau (Subandi) dan yang lainnya yang hidupnya mungkin tidak seberuntung kita, masih menunjukkan ketaatan dan ketakwaan kepada Allah SWT.

Bagaimana dengan kita yang hidup berkecukupan, harusnya lebih banyak bersyukur dan beribadah. Agama apapun itu, jangan lupa mensyukuri nikmat yang diberikan Tuhan kepada kita,” sebut Wagub.

Usai bercengkrama, Wagub  mengantarkan kepulangan Subandi hingga ke halaman rumah dinas. Baginya, menjadi insan yang takwa, tidak harus menunggu waktu. Bisa setiap saat, seorang hamba harus menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya.

“Nanti saya datang ke sana ya pak, kita atur waktunya,” ujar Wagub yang kemudian memberikan bantuan kepada Subandi.

Diterima dengan baik oleh Wagub di rumah dinas, Subandi pun terharu,  tidak menyangka pimpinan pemerintahan di Sumut mau mengundang ke rumah dinas Wagub.

Subandi  tinggal berdua bersama istri, tidak pernah membayangkan dan bermimpi bisa bertemu Wagub Musa Rajekshah. Pada Pilgub 2018, Subandi  tak ingat nama pasangan Eramas tapi foto pasangan Eramas ada ditenda becaknya.

“Ya ini lah (yang saya pilih), Bapak ini,” kata Subandi yang lupa menyebutkan nama Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah.

Terima kasih pak Wakil Gubernur atas undangan dan juga bantuan sehingga becak saya bisa diperbaiki lebih bagus lagi ungkap Subandi sambil berpamitan pulang, Senin (03/08/2020).

Subandi  kesehariannya, terkadang kerja sampingan  menjaga parkir. Selama 10 tahun menarik becak ,  4  tahun pertama masih becak dayung. Karena sudah dilarang, dia beranikan nyicil betor agar tetap bisa mencari nafkah,sudah 6 tahun mengikuti pengajian  rutin di beberapa masjid di antaranya Masjid Taqwa Starban, Masjid Al-Jihad Jalan Abdullah Lubis.(rul).

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *