Covid-19 di Batu Bara, 2 ODP. Kepala Puskemas sebut 11 ODP

  • Bagikan

membaranews.com-(Batubara)

Dua warga di Kabupaten Batubara Sumatera Utara masuk dalam daftar Orang Dalam Pemantaun (ODP) terkait virus corona (Covid-19). Dua warga tersebut diketahui baru pulang dari luar negeri.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batubara dr. Wahid Khusyairi, kepada wartawan di kantornya Jalan Perintis Kemerdekaan, Kec. Lima Puluh, Kamis (19/3) siang mengatakan terhadap warga masuk ODP kita terus pantau. Termasuk juga memantau warga baru pulang dari luar negeri maupun luar daerah.

Ini untuk memastikan apakah mereka terpapar atau tidak terpapar Covid-19 yang dapat menular ke orang lain, ungkap Wahid.

Wahid mengaku hingga kini belum ditemukan kasus Covid-19 di Batubara. Pemkab Batubara telah membentuk gugus tugas untuk mencegah penyebaran Covid-19 yang mewabah di Indonesia.

Wahid juga mengimbau warga tetap mengikuti anjuran pemerintah untuk menghindari tempat keramaian.

Pernyataan Kadis Kesehatan Batubara berbeda dengan pernyataan Kepala Puskesmas Kedai Sianam Guruh Wahyu Nugraha menyebutkan jumlah orang dalam pantauan (ODP) virus Corona (Covid-19) di Kecamatan Lima Puluh Pesisir, Kabupaten Batubara bertambah dari 7 menjadi 11 orang. Diperkirakan akan terus bertambah mengingat kawasan Kecamatan Lima Puluh Pesisir banyak ‘pelabuhan tikus’ tempat mendarat imigran gelap asal negara jiran Malaysia, kata Wahyu Nugraha, kepada wartawan di ruang kerjanya, Kamis (19/3).

Wahyu mengatakan terus melakukan pengawasan secara intensif terhadap kemungkinan bertambahnya jumlah ODP dengan melibatkan kepala desa dan tokoh masyarakat.

“Kita melibatkan kepala desa dan tokoh masyarakat ikut mensosialisasikan kepada seluruh warga apabila ada anggota keluarganya yang baru datang dari luar negeri, seperti Malaysia dan Singapura dimana negara itu masuk dalam daftar negara yang terinfeksi penyebaran pandemik Covid-19, agar segera melaporkan diri ke puskesmas dan bidan desa setempat.

Jika para ODP tersebut mau datang melapor dan memeriksakan diri akan dilayani dengan baik tanpa dipungut biaya apapun.

Dikatakan, orang yang masuk ODP bukan berarti telah terjangkit virus, hanya dipantau saja karena baru pulang dari negara yang sudah terinfeksi, agar mudah ditangani dan diantisipasi dari kemungkinan terburuk akibat virus mematikan tersebut.

Saat ini pihaknya mengalami kesulitan mendapatkan masker dan cairan antiseptik. Namun pihaknya bersama bidan desa terus melakukan upaya pencegahan dengan memantau perkembangan setiap ODP., sebutnya.(bento)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *