Program JASKOP Bobby Nasution Kunci Stabilitas Pangan di Sumut

  • Bagikan

Pengamat ekonomi USU Wahyu Ario Pratomo.(Foto : Istimewa)

Medan I membaranews.com

Program Jaminan Kestabilan Harga Komoditi Pangan (JASKOP) digagas Gubernur Sumut Muhammad Bobby Nasution bersama Wakil Gubernur Sumut Surya dinilai menjadi kunci stabilitas pangan di daerah di Provinsi Sumut.

Pengamat ekonomi Universitas Sumatera Utara (USU) Wahyu Ario Pratomo menyebut, program JASKOP merupakan langkah strategis Pemprov Sumut dalam menjaga kestabilan harga pangan melalui penguatan produksi dan distribusi komoditas.

“Program JASKOP bagian dari upaya Pemprov Sumut menjaga stabilitas harga pangan. Salah satunya dengan membangun sejumlah fasilitas seperti Solar Dryer Dome (SDD) untuk membantu petani mengeringkan hasil panen dan menjaga kualitasnya sehingga harga dapat lebih stabil,” kata Wahyu di Medan, Senin (10/11/2025).

Menurut Wahyu, pelaksanaan program JASKOP terbukti berdampak positif terhadap peningkatan produksi pangan sepanjang tahun 2025, serta berpotensi menjaga kestabilan harga sejumlah komoditas yang kerap berfluktuasi, seperti cabai merah.Program ini diharapkan mampu menekan laju inflasi dan melindungi petani dari kerugian saat panen raya serta memastikan masyarakat tetap mendapatkan harga terjangkau.

Untuk menjaga stabilitas pangan dibutuhkan kolaborasi seluruh pihak, mulai dari Pemprov Sumut, TPID, Bulog, hingga Satgas Pangan. Sinergi ini penting agar ketersediaan bahan pokok terjamin, produksi dan distribusi lancar, serta harga di tingkat petani, pedagang, dan konsumen tetap seimbang.

“Program JASKOP bisa disebutkunci menjaga stabilitas pangan di Sumut,” tegasnya.

Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan (Ketapang) dan Hortikultura Sumut Timur Tumanggor mengatakan, sejumlah tanaman pangan dan hortikltura yang mempengaruhi naik-turunnya laju inflasi, seperti padi atau beras, cabai merah dan bawang merah.

Melalui program JASKOP, Dinas Ketapang dan Hortikultira Sumut telah menyiapkan strategi dalam pengendalian inflasi, yakni dengan peningkatan luas tanam yang dilakukan dengan ekstensifikasi dan intensifikasi. Kemudian penggunaan benih unggul bersertifikat, menyediakan sistem pengairan yang baik seperti penembangan jaringan irigasi tersier dan kuarter dan pembuatan embung dan pompanisasi.

Dinas Ketapang juga melakukan pengawalan dari organisme pengganggu tanaman dengan melakukan gerakan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan, penanganan dampak perubahan iklim, dan pengaturan pola tanaman. “Perlu dilakukan peningkatkan kapasitas petani dan petugas dengan pelatihan dan Bimtek terkait pengembangan budidaya,” ucapnya.

Timur berharap dengan Program JASKOP dapat meningkatkan produksi pertanian di Sumut sehingga swasembada pangan terwujud sesuai dicita-citakan Presiden Prabowo Subianto.

Produksi beras di Sumut periode Januari- Desember tahun 2025 diperkriakan 2.293.733 ton. Kebutuhan beras sepanjang tahun 2025 diperkirakan 1.720.687 ton.

Komoditas jagung diperkirakan pada tahun 2025 produksinya mencapai 1.657.292 ton, dengan jumlah kebutuhan sebanyak 1.496.779 ton. Produksi cabai merah pada tahun 2025 mencapai 248.428 ton dan kebutuhan di Sumut mencapai 121.482 ton. Sementara produksi cabai rawit pada tahun 2025 diperkirakan sebanyak 116.122 ton dengan jumlah produksi 53.072 ton.

Diperkirakan pada 27 Oktober hingga 10 November 2025 di sejumlah daerah mengalami panen cabai merah. Seperti Simalungun, Padangsidimpuan, Karo, Pakpak Bharat, Dairi, Tapanuli Selatan, dan Langkat,” katanya.

Dari sejumlah daerah itu, luas areal panennya sekitar 520 hektare dengan potensi produksi mencapai 4.983 ton. Diharapkan dengan adanya penambahan panen cabai tersebut maka harga cabai juga ikut stabil.(Rul/R)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *