Kondisi Lapangan Gg.Pantai Kampung Lalang mengalami Abrasi.(Foto : Istimewa)
Medan I membaranews.com
Ancaman abrasi semakin menghantui warga Lingkungan Pria Laut 2 Kelurahan Lalang, Kecamatan Medan Sunggal.
Pasca banjir besar melanda Kota Medan 27 November 2024, lapangan olahraga di Gang Pantai yang menjadi fasilitas vital masyarakat hampir musnah tergerus derasnya aliran sungai.
Fasilitas selama ini menjadi tempat berkumpul dan simbol kebersamaan warga kini terancam lenyap menyisakan hanya kenangan dan kekhawatiran.
Lapangan ini memiliki nilai penting sebagai ruang olahraga, tempat interaksi sosial, hingga pusat kegiatan bersama warga.Namun, kerusakan parah akibat abrasi membuat fasilitas tersebut tidak lagi dapat digunakan.Banjir menerjang kawasan tersebut meninggalkan dampak buruk dengan mengikis lahan di sekitarnya.
Romi Widianto dan Adam Budiargo tokoh muda setempat yang ditemui media Kamis (5/12/2024) mengatakan, lapangan ini memiliki peran sentral bagi warga Gang Pantai.
Lapangan ini tempat warga berkumpul, saling mengenal, berinteraksi dan mengadakan kegiatan bersama dan tempat bermain anak anak. Kehilangannya membuat kami merasa kehilangan jati diri sebagai komunitas,ujar Romi.
Abrasi yang terus menggerus tanah di sekitar sungai diperparah oleh ketiadaan bronjong atau dinding penahan air.
Warga yang berupaya memperbaiki kondisi secara swadaya menghadapi tantangan besar karena kerusakan yang terus berlanjut.
“Kami hanya bisa berusaha sebisa mungkin tapi tanpa solusi permanen seperti pemasangan bronjong, usaha kami tidak cukup.
Setiap hujan deras, kami semakin khawatir kehilangan lahan yang tersisa,sebut Adam.
Warga berharap Pemko Medan memberikan perhatian serius terhadap masalah ini.
Mereka menginginkan tindakan konkret untuk menghentikan abrasi yang terus meluas.
Kami ingin pemimpin baru Kota Medan kedepan peduli dan mau turun langsung melihat kondisi kami. Jangan sampai lapangan ini benar-benar hilang karena terlambat bertindak,kata Romi.
Saat ini, warga Gang Pantai hanya bisa berharap bantuan dan solusi dari pemerintah untuk menyelamatkan lapangan serba guna tersebut.
Kehilangan lapangan ini tidak hanya berarti hilangnya fasilitasntetapi juga rasa aman dan kebersamaan di lingkungan mereka,tambahnya.
Warga yakin dengan adanya tindakan nyata ancaman abrasi dapat dihentikan,dan lapangan mereka bisa kembali menjadi pusat aktivitas masyarakat.(AVID/R)