TPPS Batu Bara Desimasi Audit Kasus Stunting Tahun 2022

  • Bagikan
Sekertaris TPPS Wahid Khusayri bersama dengan Kepala Puskemsas dan Kepala Desa se-Kabupaten Batu Bara.(Foto : Istimewa).

 

 

membaranews.com (Batu Bara)

 

Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Batu Bara melaksanakan diseminasi Audit Kasus Stunting (AKS) Tahun 2022 di Aula Rumah Dinas Bupati Kuala Tanjung, Selasa (8/11/2022).

Diseminasi AKS dibuka Sekretaris TPPS Kabupaten Batu Bara yang juga Kepala Dinas Kesehatan P2KB drg. Wahid Khusyairi dihadiri Tim Pakar Provinsi Sumatera Utara, dr. Muhammad Rizal Sangadji,Sp.Og, dr. Omar Sazaly, SP.A, Dr.Rahmi Lubis, M.Psi, Risti Rosmiati,S.Gz, M.Si.

Ketua TPPS Batu Bara Oky Iqbal Frima, SE mengatakan audit stunting merupakan upaya identifikasi risiko dan penyebab risiko pada kelompok sasaran berbasis surveilans rutin atau sumber data lainnya.

Khususnya sebagai penapisan kasus-kasus yang sulit termasuk mengatasi masalah mendasar pada kelompok sasaran audit berisiko stunting yaitu calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui/nifas dan baduta/balita.

“Sejak tahun 2021, Kabupaten Batu Bara ditetapkan sebagai Kabupaten Lokus dalam penurunan stunting di Provinsi Sumatera Utara,” ungkap Oky.

Berdasarkan data survei gizi balita Indonesia (SSGI) tahun 2021, bahwa prevalensi stunting di Kabupaten Batu Bara sebesar 30,9%. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan angka stunting secara Nasional sebesar 24,4% dan Provinsi Sumatera Utara sebesar 25,8%.

Sekertaris TPPS Wahid Khusayri menambahkan, kegiatan diseminasi Audit Kasus Stunting (AKS) diharapkan akan dapat berkolaborasi dan berkomitmen yang kuat sesuai peran dan fungsinya masing – masing, sehingga pencegahan maupun interpensi stunting bisa berhasil sesuai Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021 dengan target 14 % .

Audit kasus stunting il berbeda dengan audit maternal, Audit stynting lebih fokus mencari determinan/faktor-faktor terjadinya stunting sebagai salah satu cara merumuskan upaya pencegahan kasus stunting.

“Jadi, audit kasus stuntig harusnya tidak hanya fokus pada upaya kuratif dan rehabilitative, namun juga fokus kepada upaya promotif dan preventif dan dapat menurunkan angka stunting di Kabupaten Batu Bara,” sebutnya. (Zul)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *