Sport Centre Fenomenal di Era Edy Rahmayadi, Ini Saran Praktisi

  • Bagikan
Ir.Mangunsadi.(Foto : Istimewa)

membaranews.com (Medan)

 

Realisasi Kawasan Pusat Olahraga Terpadu atau Sport Centre, bakal menjadi pembangunan fenomenal di era pemerintahan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah.

Karenanya dibutuhkan perencanaan matang sebelum implementasi pembangunan dilakukan. Kerjasama dengan semua pihak-pihak terkait termasuk elemen masyarakat juga tak kalah penting.

Salah satu upaya mewujudkan hal itu, Gubernur Edy Rahmayadi diminta menerapkan manajemen pengawasan secara intensif terhadap pelaksana pengerjaan proyek prestisius tersebut.

“Sedikitnya ada empat indikator agar manajemen pengawasan pembangunan kawasan Sport Centre Sumut berjalan maksimal.

Pertama, soal tepatnya waktu pengerjaan, kualitas, efisiensi di segala aspek dan inovasi dalam hal pengaplikasian rencana pembangunan,” kata praktisi perencanaan pembangunan, Ir Mangunsadi kepada wartawan, Minggu (27/2/2022).

Mangunsadi, memandang perlu memberi masukan kepada Gubernur Edy Rahmayadi dan Wakil Gubernur Musa Rajekshah mengingat program pembangunan kawasan Sport Centre Sumut bakal menjadi tonggak bersejarah tidak hanya bagi kepemimpinan Edy-Ijeck di Provinsi Sumut terlebih untuk 14 juta lebih rakyat Sumut.

“Saya pernah sampaikan soal pengerjaan (infrastruktur) yang buruk di wilayah Kota Medan kepada Pak Edy, kebetulan itu wewenangnya Provinsi. Alhamdulillah, beliau respon dan turun langsung membawa Kepala Dinas terkait serta melakukan perbaikan,” ungkap Mangunsadi.

Mantan Ketua Ikatan Arsitek Lansekap Indonesia (IALI) Sumut ini mengungkapkan, empat indikator tersebut sudah harus berlaku pada manajemen modern dewasa ini terutama untuk pembangunan Sport Centre yang di dalamnya bakal ada rumah sakit berkelas internasional dan fasilitas modern lainnya.

“Saya ada pengalaman ketika bekerja sebagai tenaga ahli Tim Pembangunan Masjid Agung Sultan Mahmud Riayat Syah Batam dengan Konsultan PT Yodya Karya.

Dalam pelaksanaannya, Pemko Batam menyertakan Inspektorat, BPKP dan pihak-pihak terkait lainnya sehingga semua berjalan baik sesuai prosedur pelaksanaan dan pengawasan berkala,” sebutnya.

Secara eksplisit Mangunsadi merinci, penerapan kerja ini penting diberlakukan sistem pengawasan pengendalian dan pembinaan (Wasdalbin) untuk owner proyek (pemerintah), maincon atau kontraktor utama, dan subcon sebagai pihak pelaksana pendukung harus seizin owner proyek sesuai dengan bidang keahlian masing-masing. Kemudian terhadap konsultan MK atau manajemen pengawasan sebagai pihak yang bertanggungjawab langsung untuk kualitas pekerjaan mewakili owner proyek,ujarnya

Tanggungjawab ini menyangkut metode kerja, bahan material, power pekerja serta tenaga ahli yang terlibat di lapangan dengan kualifikasi baik dalam pengalaman yang diajukan oleh kontraktor dan mendapat persetujuan konsultan dan owner proyek yang dilihat dari curiculuum vitae-nya.

Karenanya, Mangunsadi mendukung langkah Gubernur Edy yang telah dan akan jajaki kerjasama dengan banyak pihak untuk suksesi pembangunan kawasan Sport Centre maupun program pekerjaan fisik rutin lainnya sebagaimana perencanaan yang sudah dialokasikan pada APBD Sumut 2022.

“Yang diinginkan Pak Gubernur tentunya untuk mencapai yang utama yakni, kualitas pekerjaan untuk mencapai kekuatan mutu kerja bangunan, efisiensi dalam segala hal perjalanan proyek, waktu capai pekerjaan sebisa mungkin on time berdasar schedule kerja yang terencana dan menghindarkan kebocoran dari berbagai sumber serta man power tenaga kerja profesional,” sebut Mangunsadi.

Hal yang normal, menurut dia, ketika Gubernur Edy melibatkan instansi maupun perangkat resmi negara dalam hal sukses program pembangunan yang telah direncanakan. Justru dengan demikian, program pembangunan yang diinginkan untuk kemaslahatan rakyat Sumut dapat lebih mudah diwujudkan.

“Menurut pandangan Pak Gubernur, fungsinya (perangkat negara) semakin diperkuat jangan sampai infrastruktur jalan dan Sport Centre, rumah sakit internasional bisa menjadi gagal bangunan yang disebabkan berbagai hal.Misalnya, terjadinya sumber-sumber korupsi serta penggunaan pelaporan cara lama,” tegas pria yang terlibat intensif dalam pembangunan Bandara Internasional Kualanamu ini. (Rul)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *