PERAN SEPADAN : Agincourt Resources Dorong Budaya Inklusif di Lingkungan Kerja

  • Bagikan

Puluhan karyawan PT Agincourt Resources dan mitra kerja mengikuti focus group discussion bertajuk “Speak Up! is Our Power” di Tambang Emas Martabe, Kamis (24/04/2025). (Foto : Istimewa)

Tapanuli Selatan I membaranews.com

PT Agincourt Resources (PTAR), pengelola Tambang Emas Martabe, menggelar rangkaian kegiatan tahunan PERAN SEPADAN berlangsung selama 1 bulan dan ditutup pada 23-24 April 2025 dengan talk show dan Focus Group Discussion bertajuk “Speak Up! is Our Power.”

PERAN SEPADAN (Perayaan KesetARaan–Serentak Berpacu dalam Kesetaraan dan Keberagaman) digagas sebagai bagian dari upaya membangun budaya kerja yang adil dan setara bagi semua gender, sejalan dengan inisiatif keberagaman gender yang telah digulirkan PTAR secara konsisten sejak hampir satu dekade lalu.

Berkaitan dengan Hari Kartini, program ini mengingatkan pentingnya keberanian untuk bersuara dan menjaga ruang kerja yang saling menghormati. Karyawan didorong untuk aktif melawan pelecehan, perundungan dan diskriminasi demi terciptanya lingkungan yang aman dan bermartabat.

Director & CFO Agincourt Resources Noviandri mengatakan, kegiatan ini merupakan bagian dari strategi keberagaman dan kesetaraan yang dijalankan perusahaan secara berkelanjutan.

“Kami ingin membangun keberanian setiap individu untuk bersuara, baik saat menjadi korban, saksi maupun saat melihat ada nilai perusahaan yang dilanggar. Speak Up bukan hanya tentang melapor, tetapi tentang menciptakan budaya saling menghormati dan menjaga satu sama lain,” kata Noviandri.

Menurut Noviandri, keberanian untuk bersuara merupakan salah satu fondasi penting dalam membangun lingkungan kerja yang sehat dan berdaya.

Budaya Speak Up, sebut Noviandri, merupakan salah satu bentuk nyata dari komitmen Perusahaan untuk menciptakan tempat kerja yang aman, inklusif dan beretika.

“Kami ingin semua karyawan merasa didengar dan dilindungi karena rasa aman di tempat kerja adalah prasyarat utama bagi produktivitas dan keberlanjutan,” ujar Noviandri.

Talk show dan Focus Group Discussion (FGD) menghadirkan narasumber Johana Rosalina PhD, konselor dan fasilitator dari Binus Business School Executive Education sekaligus Senior Facilitator & Lead Facilitator of ASTRA Program. Pengalamannya di bidang komunikasi, kepemimpinan dan edukasi keberagaman dibagikannya kepada para karyawan PTAR dan mitra kerja dari berbagai tingkat jabatan.

Di sesi FGD, para peserta terlibat aktif dalam diskusi kelompok, studi kasus dan role play untuk mengenali bentuk-bentuk pelecehan verbal dan non-verbal serta strategi penanganannya. PTAR juga menegaskan komitmennya terhadap jalur pelaporan resmi yang aman, rahasia dan responsif.

Senior Manager Human Capital Development Agincourt Resources Sandra Makadada menuturkan, kegiatan ini menjadi pengingat bahwa pelecehan di tempat kerja, baik yang bersifat verbal, fisik maupun psikologis, masih bisa terjadi dalam bentuk-bentuk halus dan kerap diabaikan.

“Oleh karena itu, budaya Speak Up diharapkan menjadi kekuatan kolektif untuk menciptakan tempat kerja yang aman dan inklusif bagi semua,” ucap Sandra.

Komitmen PTAR terhadap keberagaman gender juga tercermin dalam komposisi jumlah karyawan perempuan yang selalu di atas 20%.

Pada 2024, keterwakilan perempuan mencapai 23,1% dari total karyawan PTAR dan mitra kerja. Angka tersebut meningkat dari 22,5% pada 2023; 21,65% pada 2022; dan 20,88% pada 2021.

Pada 2020, PTAR mencatat persentase perempuan hingga 26%. Persentase ini jauh melampaui 8,3% perempuan yang bekerja di sektor pertambangan dan penggalian di Indonesia, mengutip data Badan Pusat Statistik per Agustus 2024.

Karyawan perempuan di PTAR turut berkontribusi dari perencanaan tambang, pengolahan, K3, pemeliharaan hingga lingkungan. Bahkan, 19 perempuan di antaranya menjabat posisi manajerial, termasuk tiga perempuan yang saat ini menduduki posisi Komisaris dan Director.

Berbagai kebijakan seperti cuti melahirkan selama 4 bulan dengan upah penuh, cuti ayah 2 minggu, ruang laktasi, sistem evaluasi objektif dan kebijakan anti-pelecehan memperkuat upaya perusahaan dalam menciptakan lingkungan kerja yang setara.

Upaya ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) ke-5 (Kesetaraan Gender), serta mendukung SDG ke-8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi) dan SDG ke-10 (Mengurangi Ketimpangan). (Borneo/Rel)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *