membaranews.com (Medan)
Untuk meningkatkan pemahaman guru terhadap Kurikulum Merdeka Belajar (Kurikulum Prototipe) untuk meningkatkan mutu pendidikan, DPW KMDT Sumut (Komite Masyarakat Danau Toba) Sumatera Utara berkolaborasi dengan LPIJ (Lembaga Pendidikan Indonesia Jerman) menggelar Focus Group Discussion (FGD) di Aula Yayasan LPIJ Jl. Menteng Raya No 6 Medan,Selasa (17/5/2022)
Peserta Guru PAUD/TK Golden Kids, SD,SMP, SMA Pengharapan Deliserdang dan Medan.
Narasumber FGD Prof. Dr. Binari Manurung, M.Si, Dosen Pasca Sarjana Pendidikan Unimed /Ketua DPW KMDT Sumut dan Dr.(cand) Erika Rosdiana, M.Si.
Erika Rosdiana menjelaskan latar belakang hadirnya Kurikulum Merdeka Belajar. Perbedaan antara Kurikulum Nasional 2013 dan Kurikulum Merdeka Belajar tingkat PAUD/TK, SD, SMP,SMA di FGD Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (KOSP) perlu persiapan matang”,kata Erika.
Prof. Binari memaparkan Kurikulum Intrakurikuler, Kokurikuler, Ekstrakurikuler dalam pencapaian tujuan pembelajaran, terlebih dalam hubungannya dengan pembentukan karakter siswa/pelajar berprofil Pancasila.
Prof. Binari Manurung mengatakan,ada tujuh tema pilihan dalam proses belajar mengajar setiap Satuan Pendidikan. Tingkat TK/SD harus mempelajari minimal dua tema per tahun, sedangkan tingkat SMP, SMA minimal tiga tema, ujarnya.
Menurut Prof Binari, keberadaan model Pembelajaran Berbasis Projekt (PjBL) pada Kurikulum Merdeka Belajar,guru dituntut menguasai dan menerapkankan model PjBL dalaml proses belajar mengajar.
Hal ini perlu dilakukan agar kemampuan berpikir kreatif, berpikir kritis, kolaborasi (kerjasama) dan komunikasi pada diri peserta didik dapat berkembang dengan baik.
Keempat kemampuan merupakan modal harus dimiliki peserta didik dalam menghadapi era globalisasi, era digitalisasi abad 21,” ujar Prof. Binari.
Terakhir terjadi diskusi , tanya-jawab dan sharing pengalaman dalam proses belajar mengajar antara peserta FGD dengan narasumber. (Septo)











