membaranews.com.(Batu Bara)
PT Indonesia Aluminium Alloy (PTIAA) didirikan 22 Mei 2020 merupakan anak perusahaan
PT Inalum (Persero) bergerak dalam sektor midstream dan downstream industri aluminium.
Sebelum memulai operasi komersialnya, PTIAA melaksanakan pekerjaan revamping atas pabrik yang diakuisisi PT Inalum tahun 2019. Pabrik tersebut sejak selesai konstruksinya tahun 1994 belum pernah dioperasikan.
Demikian dikatakan Komisaris Utama PT IAA,Carry E.F Mumbunan didampingi Direktur Utama PT IAA Ricky Gunawan,Komisaris Togu Sihombing,Direktur Operasi Agus Wibowo,Kadep Operasi Kumian Syahri,Kadep Keuangan Syaiful Azhar di RM 100 Kecamatan Sei Suka Kabupaten Batu Bara, Rabu (28/12/2022)
Bisnis aluminium sekunder ini merupakan salah satu strategi peningkatan kapasitas produksi PT Inalum sesuai amanah Perpres Nomor 3 Tahun 2016 mengenai Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.
Sesuai mandat dari Pemegang Saham kepada MIND ID, Inalum melalui PT IAA juga harus melakukan program hilirisasi produknya dalam rangka meningkatkan revenue dan EBITDA dan juga mandat kepada MIND ID.
Sesuai visi 2030, PTIAA telah menetapkan roadmap yang dibagi atas 3 tahap yakni:
Tahap penetrasi dengan target 50 KTPA hingga tahun 2025.
Tahap penguatan dengan target masuk ke dalam bisnis ekstrusi hingga tahun 2028.
Tahap pengembangan dengan peningkatan kapasitas 70 KTPA dan masuk ke dalam bisnis alloy hingga tahun 2030.
Sejak berdiri, PTIAA telah memperoleh beberapa fasilitas seperti tax allowance, masterlist, harga gas bumi tertentu masih berproses menunggu Ratas Presiden dan Kementerian terkait.
Beberapa fase penting (milestone) juga sudah dicapai PTIAA seperti commissioning Billet Inspection Line sebagai kado HUT Kemerdekaannl RI Ke-77.
Tanggal 28 Desember 2022 merupakan tonggak sejarah akhir tahun 2022 dan kado HUT Ke-47 PT Inalum (Persero), PTIAA telah melaksanakan Partial Commissioning ditandai dengan First Metal Charging ke dalam salah satu tungku metal.
Pelaksanaan Partial Commissioning makin memantapkan langkah PT IAA menuju fase penting akhir yaitu COD (Commercial Operations Date) yang ditargetkan pada Februari 2023.
Kehadiran PTIAA diyakini dapat memberikan manfaatn sebesar-besarnya bagi seluruh pemangku kepentingan dan kepada masyarakat Batu Bara, khususnya dalam penyediaan lapangan kerja bagi pemuda-pemudi lokal.
Selain itu, PTIAA berkolaborasi dengan kontraktor dalam penyediaan dana dalam bentuk donasi untuk kegiatan sosial kemasyarakatan dan lingkungan. Hal ini sudah menjadi komitmen perusahaan untuk menebar manfaat dan kebaikan.
Dikatakan Ricky,dalam rangka Ulang Tahun Inalum 6 Januari 2023 , kita softening atau faxel condisioning. Alhamdulillah, kita berhasil menjalankannya.
Itu pabrik sudah 26 tahun lalu dibangun, ada tidak ditemukan mesin yang rusak sebelum dioperasikan?.
Sebagian besar kita ganti , jadi ada yang offsoled , sistem fiersi kita semua ganti, sistem pembakaran kita ganti karena solar tidak dipakai lagi.
Sekarang gas sama kaya’ Inalum itu, nah itu kita lakukan seperti itu karena marjin bisnis aluminium skunder yang billet itu tipis.”Jadi kita terus cari strategi, ujar Ricky.
Salah satunya ya solar jadi gas, jadi ramah lingkungan. Itu salah satu strategi Inalum dalam meningkatkan kapasitas dan berperan aktif. Itulah namanya scraf dan inisi nya rendah banget tidak ada isu dilingkup.
Meskipun demikian kita bangun deskolektor yang besar , nanti pas 6 Januari akan dilihat. Begitu dengan hari ini kita sudah berhasil melakukan transaksi memasukkan scraf kedalam salah satu buku. Kita semakin yakin dan optimis. bulan Februari 2023 kita akan komiksil. Dengan komiksil kita akam memberikan kontribusi sebesar-besarnya bagi masyarakat Batu Bara dari aspek lapangan kerja dan perkembangan ekonomi sekitar.
Kita nanti ikut aktif mengantarkan Pelabuhan Pelindo meramaikannya supaya perkembangan ekonomi sekitar Kuala Tanjung menjadi naik.
Pelabuhan Pelindo kita gerakkan. sekarang pilihan kalau pelabuhan Inalum belum punya fasilitas untuk bongkar muat tapi kenapa tidak dicoba membantu Pelindo dimana kitab sama-sama BUMN.Inalum saja menggunakan pelabuhan Pelindo juga untuk billet,ujar Ricky.
Untuk hal ini memang harus ada peraturan pembongkaran scraf merusakkan salah satu Imban non D3.
Membongkar scraf bukan asal-asal, itu harus memakai peraturan perdagangan. Pelabuhan tujuan yang ada di Sumatera Utara ada di Belawan. Jadi bongkar barang import itu di Belawan. Kita sudah mendapatkan dari BKBN,Menteri Perdagangan. Sekarang draf revisi peraturan impor sudah masuk pelabuhan Pelindo tinggal ketuk palu aja nanti,sebut Ricky.
Jadi kita bisa mengembangkan kapasitasnya Lo 30.000 ton per tahun. Bila dibanding perusahaan ekskusi lainnya, itu besar kapasitas pelepasannya 30.000.
Nanti pertengahan 2024 , kita naikkan kapasitas ke 50.000. Jadi kita sudah susun roadmad 3 tahap. Satu tahap genetrasi sampai 2025 kapasitas 50.000. Ini identik dengan tambahan penyerapan tenaga kerja.
Tahap kedua pengembangan sampai 2028. Kita akan masuk ke hilir lagi eslusi akan menyerap tenaga kerja 2 kali lipat. Sampai 2030 kapasitas 50.000 kita tingkatkan menjadi 70.000. dan kita masuk kebisnis,ujarnya.
Kita mengejar kualitas teknologi di 40 perusahaan lokal. Belum beroperasi saja sudah memiliki dampak dalam penyerapan tenaga kerja sudah 70% lebih yang lolos tes akhir tinggal tes kesehatan. Kita yakin masyarakat di Batu Bara sudah mampu hanya mereka harus diberi kesempatan,” ujar Dirut PT IAA itu.(mkb)