Program Ecobrick Agincourt Resources Sumber Cuan Tambahan Bagi Masyarakat

  • Bagikan

Warga penghasil ecobrick foto bersama dengan fasilitator Bank Sampah dan PTAR, Kamis (11/09/2025). (Foto : Istimewa)

Tapanuli Selatan I membaranews.com

Sejak digulirkan Juli 2025 hingga awal September 2025, program “Aksi Bikin Ecobrick dari Hati untuk Bumi” PT Agincourt Resources (PTAR), pengelola Tambang Emas Martabe di Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara telah menyerap 4.500 botol plastik bekas yang diolah menjadi ecobrick dan menjadi sumber cuan tambahan bagi masyarakat.

Fasilitator Ecobrick Bank Sampah Dame Mendrofa menyebutkan, ecobrick merupakan botol plastik bekas berisi sampah plastik dan lainnya yang dipadatkan sehingga dapat digunakan sebagai bahan bangunan atau furnitur ramah lingkungan.

Standar membuat ecobrick kata Dame, cukup sederhana. Botol harus kering, bersih dari minyak dan tidak mengandung bahan organik serta memiliki berat minimal 200 gram untuk ukuran botol plastik 600 ml.

Dame mengungkapkan, ecobrick dapat digunakan untuk berbagai keperluan, seperti bahan bangunan, taman, kursi, meja hingga gapura. Di Sumut sudah ada yang mengaplikasikannya yakni di Bukit Lawang untuk membangun kamar mandi umum.

“Untuk membangun kamar mandi umum sederhana dua pintu cukup menggunakan 3.000 botol ecobrick,” sebut Dame.

4.500 botol ecobrick yang telah terkumpul terang Dame, berasal dari masyarakat dikoordinir melalui empat Bank Sampah di Kecamatan Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan serta satu Bank Sampah di kawasan konservasi Mangrove binaan PTAR di Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah. Target hingga Desember 2025 bisa terkumpul 10.000 botol.

Menurut Dame, 10.000 botol ecobrick itu akan mampu menyerap sekitar 2,5-3 ton sampah plastik sehingga bernilai manfaat dalam menekan pencemaran lingkungan.

“1 botol ecobrick dari masyarakat dihargai Rp6.000,” tutur Dane.

Sri Hayati dan Novri Dayanti dari Bank Sampah Rap Ta Paias mengaku program tersebut menjadi sumber tambahan baru pendapatan masyarakat, disamping manfaat dari sisi lingkungan.

Menurut Sru dan Novri, kalau sampah plastik itu dibakar tentu akan menimbulkan polusi. Sedangkan kalau di tanam akan sulit hancur.

“Dengan adanya program ecobrick ini maka sampah bisa bermanfaat, juga menambah penghasilan,” ucap Sri dan Novri sembari berharap program ini terus berlanjut.

PTAR pada tahun 2025 ini meluncurkan program “Aksi Bikin Ecobrick dari Hati untuk Bumi”. Program ini menargetkan pengumpulan dan pengolahan 10.000 botol plastik menjadi ecobrick sekaligus mendorong kesadaran masyarakat terhadap pentingnya mengelola sampah secara berkelanjutan dan berbasis ekonomi sirkular. (Borneo)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *