Santri Pesantren di Selayang Trauma Berat Usai Dianiaya Temannya Sendiri

  • Bagikan

FHRS seorang santri Pesantren di Medan Selayang saat diperiksa di rumah sakit.(Foto : Istimewa)

Medan I membaranews.com

Seorang siswa pesantren yang berlokasi di Kawasan Kecamatan Medan Selayang, Kota Medan, Sumatera Utara mengalami trauma karena menjadi korban penganiayaan yang dilakukan temannya sendiri.

Berdasarkan informasi yang diperoleh, Selasa (19/8/2025) sore, korban berinisial FHRS saat itu sedang tiduran di masjid pesantren. Lalu secara tiba-tiba datang temannya dan langsung melakukan tindakan penganiayaan.

Akibat dari penganiayaan itu menyebabkan tiga gigi korban tersorong kedalam lalu korban dirawat ke rumah sakit. Hasil dari pemeriksaan rontgen ternyata ada kerusakan pada bagian dalam gigi korban.

Kemudian orang tua korban mendatangi pihak pesantren meminta pertanggungjawaban oleh orang tua pelaku. Namun hingga kini belum ada itikad baik sebagai pertanggungjawaban dari keluarga terduga pelaku.

Akibat peristiwa ini, kedua gigi korban sudah mengalami perubahan warna sehingga orang tua membawa korban berobat keluar dari pesantren dan mendapatkan hasil bahwa saraf gigi korban mengalami kerusakan.

Tak hanya itu korban sudah dilakukan perawatan tahap kedua dan pihak keluarga sudah mengeluarkan biaya yang tidak sedikit dengan berhutang kesana kemari untuk mendapatkan biaya pengobatan.

Sementara itu, dampak dari kejadian itu korban takut untuk kembali ke pesantren lantaran trauma setelah mengalami peristiwa penganiayaan itu.

Tak hanya itu, korban juga mengalami ancaman dari pelaku bahkan sebelum peristiwa itu terjadi. Korban juga sudah mengalami ancaman bahkan pemukulan dari kelompok pelaku namun korban takut untuk melaporkannya.

“Saya selaku orang tua korban bermohon keadilan atas peristiwa penganiaya yang dialami korban dan berharap ada tindakan tegas baik itu dari pihak kepolisian atau pihak terkait atas masalah tersebut.

“Peristiwa penganiyaan itu sering terjadi bukan hanya di pesantren saja,” sebut A selaku orang tua korban saat ditemui.

Terpisah, pihak Pesantren tempat santri FHRS memimba ilmunya memilih bungkam ketika dihubungi media untuk menyakan peristiwa tersebut.

“Siapa inisial F itu pak, maksudnya gimana?,” sebut salah satu pengurus pesantren tersebut ketika dikonfirmasi, Selasa (19/8/2025) malam.(AVID/R)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *